Hay..../

Hay..../
It's in me Desi

Jumat, 16 September 2011

Genie vers.Indonesia Lirik

turn it up, just turn it up
that's right, c'mon

 Katakan inginmu..
mimpi kecil yang ada di dalam hatimu..
gadis impian di dalam pikiranmu..
dan lihat diriku..
akulah geniemu, mimpimu, geniemu..

 nikmati mobil impianmu,
duduk bersama di sampingku..
buang segala gundah dalam hatimu..

 terbang melayang diudara,
lepaskan beban yang kau rasa,
saat ini kau miliki dunia..

Reff : benar, ku cinta dan ku kan slalu percaya..
mimpi bahagia ku beri semua..
dan buat sgalanya menjadi nyata, I'm your genie boy..
katakan inginmu! (i'm genie for you, boy)
Katakan inginmu! (i'm genie for your wish)
Katakan inginmu!(i'm genie for your dream)
Katakan padaku ..  (i'm genie for your world)

katakan inginmu..
kau telah bosan, bukankah begitu?

kau terpenjara di dalam hidupmu?
berhenti dan bangunlah!
you're my superstar, shining star, superstar..

ikutilah irama hati..
to the harley, entrust your body
panggung dunia ini bisa kau miliki..

 a wave like the sound of cheering you..
bisa kurasa iramamu..
just believe! forever I'm your biggest fan..

Reff : benar, ku cinta dan ku kan slalu percaya..
mimpi bahagia ku beri semua..
dan buat sgalanya menjadi nyata, I'm your genie boy!
katakan inginmu! (i'm genie for you, boy)
katakan inginmu! (i'm genie for your wish)
katakan inginmu! (i'm genie for your dream)
Katakan padaku.. (i'm genie for your world)
katakan inginmu!

(Fade Out)
(Fade In )

 DJ, put it back on!

benar, ku cinta dan ku kan slalu percaya..
mimpi bahagia, ku beri semua..
dan buat sgalanya menjadi nyata, I'm your genie boy!
Katakan inginmu!

I'll always love you,coz,  you're my music
I always love you, coz,  you're my happiness
I love you, I want to be your luckness..
so tell me your wish!

beri tahu ku semua fantasimu itu..
I'm your genie, i'll show you the way..
beri tahu ku semua harapanmu itu..
I'm your genie, I will listen that all..

katakan inginmu! (i'm genie for you, boy)
katakan inginmu! (i'm genie for your wish)
Katakan inginmu! (i'm genie for your dream)
Katakan padaku! (i'm genie for your world)
Katakan inginmu! (i'm genie for you, boy)
Katakan inginmu! (i'm genie for your wish)

Katakan inginmu..

Go Crazy b'coz of You => FF (fanfaction)

Go Crazy Because of You.
(FF Three Shot)
Tae Yeon’s POV :
                “Noona!” panggil suara seseorang yang tidak asing lagi di telingaku.
                “Oh, Tae Min-ah. Waeyo?” tanyaku pada namja yang paling dekat denganku saat ini.
                “Noona, kau kemarin tidak latihan kenapa?” tanyanya terlihat cemas.
                “Ne? Ah, tidak kenapa-kenapa. Hanya lagi malas saja..” jawabku pelan.
                “Jeongmal?” ku lihat ia seperti mencari sesuatu di saku celananya. “igeo! Lolipop kesukaanmu!”
                “Gomap…ta.. Tae Min-ah..” aku tersenyum pahit padanya, tapi ia tersenyum manis padaku.
                “Tae Min Jagi!!” tiba-tiba suara Sul Li menggema di telingaku.
                “Omo~ Kau seperti hantu saja, tiba-tiba muncul..” ledek Tae Min pada kekasihnya itu.
                “Jagi! Ayo kita ke kelas..” ajak Sul Li manja, membuat suasana hatiku makin tak karuan.
                “Ne, kajja.” Kata Tae Min. “Noona, aku ke kelas dulu ya..” Tae Min pamit padaku.
                “Y..ye..” jawabku pelan, tidak ada semangat.
                Perlahan, punggung Tae Min menghilang dari pandanganku. Sambil terus memandangi lolipop pemberiannya, aku terus berjalan menuju ruang kerjaku, perpustakaan sekolah. Aku mungkin sudah gila karena aku jatuh cinta pada namja yang 4 tahun lebih muda dariku, dan lebih gilanya, belum genap 1 bulan aku mengenal namja yang ku anggap bocah itu. Karena bocah itu adalah trainer baru.
                “Taeng~!” kata Yoona mengagetkanku.
                “Yoon! Aku sedang tidak ingin bercanda!”
                “Aish! Kenapa kau jadi aneh begini? Sensitif sekali! >.
                “Baiklah, aku hanya akan bertanya 1 kali, jadi tolong cukup jawab 1 kali. Bisa?”
                “Waeyo?” Yoona menatapku heran.
                “Apa menurutmu aku sudah gila?” tanyaku singkat, padat dan jelas.
                “Eung~~” Yoona menatapku keheranan dan membuatku ingin buka mulut saja.
Tae Yeon’s POV END.
Author’s POV :
                Hari itu dimana Tae Yeon ada jadwal latihan bersama SM Entertainment. Ia seperti lupa diri bahwa ia sungguh berubah. Mukanya selalu ditekuk seperti tak ada semangat.
                “Taeng! Ada apa dengan wajahmu? Lipat 4 gitu!” ledek Kyu Hyun pada Tae Yeon.
                “Biasa saja ah!” jawab Tae Yeon singkat.
                “ckckckck! Kau salah makan obat?” ledek Kyu Hyun lagi.
                “Aigoo! Kyu! Jangan buat aku menjitak kepalamu itu!” omel Tae Yeon kesal membuat semua yang sedang latihan menoleh ke arah Tae Yeon dan Kyu Hyun.
                “Kau kenapa Taeng? Sakit?” tanya Lee Teuk.
                “Tidak Oppa, gwenchana..” jawab Tae Yeon sambil melirik Kyu kesal.
                “Taeng! Aku perlu bicara denganmu..” tiba-tiba Yoona menarik Tae Yeon dari kerumunan.
                “Mwo e?” Tae Yeon bingung saat sahabatnya itu menariknya begitu saja.
                “Kau gila? Apa kau sudah siap jika semua orang mengetahuinya?” omel Yoona saat sudah membawa Tae Yeon ke tempat yang lebih aman.
                “Ini terlalu ekstrim untuk aku beritahukan! Tidak akan dan tidak boleh. Aro?”
                “Maka dari itu, jangan menampakkan sesuatu yang bukan dirimu sama sekali..”
                “Apa aku terlihat berbeda?” Tae Yeon sendiri tidak sadar apa yang terjadi pada dirinya.
                “Ya, ampun! Taeng! Kemana dirimu yang tidak tahu malu itu? Mesin pembuat onar dan juga badut di agensi ini! Taeng yang ku kenal sudah tidak ada lagi ya?”
                “Benarkah aku separah itu?” Tae Yeon hanya menatap miris dirinya dan menoleh ke semua orang yang biasa ia hibur.
                “Noona!” tiba-tiba Tae Min datang dan langsung menghampiri Yoona dan Tae Yeon.
                “Tae Min-i..” kata Yoona sambil tersenyum.
                “Noona, ini lolipop!” Tae Min memberikan lolipopnya kepada Tae Yeon dan Yoona. Tapi, tidak seperti biasanya, kali ini Tae Yeon menolak.
                “Tidak usah.. Yoon, aku latihan dulu ya..” kata Tae Yeon seperti menghindar dari Tae Min.
                “Loh, Taeng! Ah, dia aneh sekali belakangan ini..” gumam Yoona.
                “Noona kenapa?” Tae Min ikut-ikutan bingung.
                Saat latihan, sekeras mungkin Tae Yeon menghindari kontak mata dengan Tae Min atau tidak ia akan semakin terjerat. Tae Min semakin merasa ada yang aneh dengan Noona favoritnya itu. Begitu latihan selesai, Tae Min berusaha untuk berbincang-bincang, tapi menghindarnya Tae Yeon semakin telihat jelas kala Tae Min berusaha menyusul Tae Yeon, tapi Tae Yeon pura-pura tidak tahu bahwa Tae Min ingin bicara dengannya. Tae Min mempercepat langkahnya dan langsung menarik Tae Yeon.
                “Noona! Apa aku berbuat salah?” tanya Tae Min polos.
                Tae Yeon hanya diam berusaha menghindari Tae Min.
                “Noona, aku mohon jawab aku! Mengapa kau selalu menghindar dariku?” Tae Min terus mendesak Tae Yeon yang sedang susah payah menahan air matanya agar tidak jatuh.
                “Aku bertanya juga padamu, mengapa aku tidak boleh menghindar darimu?” jawab Tae Yeon tak kalah emosional juga.
                “Aku tidak bilang kau tidak boleh. Tapi, setidaknya aku harus tahu alasan mengapa kau melakukan ini? Kau pernah memintaku agar aku selalu bersamamu, menemanimu Noona, tapi kenapa sekarang kau yang menghindar dariku?”
                “Apa kau tahu rasanya menjadi orang bodoh? Apa kau pernah merasa dirimu sudah gila?! Bagaimana kau menghadapi kenyataan yang membuatmu frustasi?!..” <tes> akhirnya setitik air mata jatuh dari pelupuk mata bulat indah Tae Yeon. “neo aro? Aku pikir aku akan selalu menganggapmu bocah, dan kita adalah teman. Noona dan dongsaeng, bukankah terdengar normal? Tapi, bagaimana jika aku mengatakan aku ingin kau menganggapku sebagai yeoja? Masih bisakah kau bicara padaku sekarang? Dan Bertanya mengapa aku menghindar? Cukup Tae Min! Aku tidak ingin bermain dengan fantasi konyolku ini! Aku yang mendekat, jadi aku sendiri yang harus menghindar..” kata Tae Yeon lirih lalu berlalu dari hadapan Tae Min yang masih mematung setelah mendengar kata-kata dari Tae Yeon.</tes>
                “Noona..” gumam Tae Min pelan, ia ingin menahan Tae Yeon, tapi tangannya tak bisa bergerak, mematung. “Noo..na, mian hae..Mian hae..”
***
PART II
                Sekarang Tae Yeon sudah terbaring di kasurnya. Dia terus menangisi kebodohannya. Sebenarnya ini bukan karakternya sama sekali. Seorang Tae Yeon si pembawa keceriaan kini sudah hilang. Yang ada hanya Tae Yeon yang malang. Sejak ia mengatakan hal tadi kepada Tae Min, entah apa yang akan terjadi, ia tidak perduli. Dia sudah cukup tersiksa berpura-pura menjaga citra dan norma. Tapi, dia hanya manusia biasa yang bisa memiliki perasaan cinta kepada siapa saja, tidak terkecuali Tae Min.
                <dddrtt> sebuah pesan masuk, dan tidak lama kemudian ada pesan masuk lagi, lagi, lagi dan lagi. Saat Tae Yeon membuka pesan-pesan di ponselnya, isi pesan ternyata sama. Tapi, tidak satupun yang ia balas. Karena semua pesan itu dari Tae Min.</dddrtt>
                Noona, gwenchanayo? Aku harap kau jangan tidur terlalu larut. J
                “Mwoya ige?” Tae Yeon bergumam kecil. “Kenapa kau masih saja memperdulikan aku? Dasar anak bodoh!” Tae Yeon menyeka air matanya.
                Sementara, Tae Min masih gelisah menunggu balasan dari Tae Yeon. Dan masih terus berfikir tentang kata-kata Tae Yeon tadi. Ia jadi teringat bagaimana dulu pertama kali ia bertemu dengan Tae Yeon. Begitu menarik dan juga asik bisa berkenalan dengan orang seperti Tae Yeon.
                “Kau mirip Heenim! Cantik sekali..” Tae Min mengingat bagaimana Tae Yeon pertama kali meledeknya. “Kau adalah namja terimut yang pernah Noona temui..” ingat Tae Min lagi. “Noona senang sekali bisa meledekmu seperti ini. Karena hanya Tae Min yang senang diledek oleh Noona J” ledek Tae Yeon yang sampai sekarang masih diingat oleh Tae Min.
                “Noona, apa aku jahat padamu?” gumam Tae Min sedih.
                Masih dengan air matanya, Tae Yeon memandangi fotonya bersama Tae Min.
`               “Mian hae, Tae Min-ah.. Jeongmal mian hae..”
****
                <plakk> Kyu Hyun dengan gemasnya langsung menggeplak kepala Tae Min.</plakk>
                “Sakit Hyung!” rintih Tae Min.
                “Kau ini! Bagaimana bocah ingusan sepertimu? Aish!” Kyu Hyun jadi pusing sendiri karena bingung mau ngomel apaan.
                “Hyung, apa nggak Hyung buat naskah dulu! Jadi lancar ngomelin aku..” ledek Tae Min.
                “Laillah! Situ ngajarin aye? Aye lagi ngoceh dengerin dulu nape!!” omel Kyu Hyun.
                “Hyung..” Tae Min menatap Kyu Hyun nanar, membuat Kyu Hyun tidak tega.
                “Tae Min-ah, aku yakin kau adalah pemilih yang terbaik. Jangan sampai kau membuang sesuatu yang sangat berharga.” Pesan Kyu Hyun dengan bijak lalu ia berlalu begitu saja.
                “??” Tae Min bingung, tapi nasihat Hyungnya terasa begitu merasuk ke dalam hatinya.
****
                “Apa? Sudah tidak bekerja di sini lagi?” Tae Min terkejut mendengar dari pengelola perpustakaan bahwa Tae Yeon sudah tidak menjadi penjaga perpustakaan lagi di sekolahnya.
                “Ne, dia mengundurkan diri sejak kemarin. Kemarin adalah hari terakhir ia bekerja di sini. Dia bilang dia akan segera debut, jadi dia tidak akan punya banyak waktu untuk bekerja di sini.”
                “Begitu ya..” kata Tae Min sedikit kecewa.
                “Jagi! Ayo ke kantin..” tiba-tiba Sul Li datang dan menggandeng tangan Tae Min.
                Karena sedang angong, Tae Min dengan pasrahnya digeret (?) Sul Li menuju kantin. Saat ia melihat sonbaenya ada yang lewat sambil mengemut lolipop, ia teringat dengan Tae Yeon. Sampai-sampai ia tidak konsen dengan Sul Li yang sedang mengajaknya berbicara.
                “Oppa! Waeu geurae? Kau tidak mendengarkan aku ya?” kata Sul Li sebal.
                “Oh.. Mian, Sul Li-ah. Ada urusan yang harus aku selesaikan. Tunggu ya..” kata Tae Min langsung pergi dari hadapan Sul Li.
                “Ck! Oppa!” panggil Sul Li tapi tidak dihiraukan.
                Tae Min dengan segera kabur dari sekolahannya dan berniat pergi ke rumah Tae Yeon. Sepanjang perjalanan ia ingat akan kejadian dimana Tae Yeon selalu ada untuknya, itulah mengapa ia bisa nyaman bersama Tae Yeon. Saat ia di bully teman-temannya karena dia seorang trainer yang nantinya akan jadi artis, Tae Yeon lah yang membelanya, pada saat itu ia merasa Tae Yeon merendahkannya karena tidak bisa membela diri, tapi ia sadar itu semua Tae Yeon lakukan karena hanya ingin melindunginya. Saat ia tidak memiliki teman satupun di SM Ent, Tae Yeonlah yang mengajaknya bicara, disaat ia bertengkar dengan Sul Li maka Tae Yeonlah yang meredakan amarahnya. Tae Yeonlah satu-satunya orang yang selalu ada untuknya. Gila! Itulah yang ada dipikiran Tae Min, rasa apa ini? Simpati atau..? Tapi, ia segera teringat kata-kata Kyu Hyun, dan membuatnya semakin yakin melajukan sepeda motornya ke arah rumah Tae Yeon. Yeoja yang tanpa disadari membuatnya jatuh cinta juga.
                Saat Tae Min hendak mengejutkan Tae Yeon dengan muncul dari jendela kamar Tae Yeon, ia terhenti oleh sebuah perbincangan Tae Yeon dan Yoona. Sejenak ia mendengarkan dulu.
                “Aku rasa aku terlalu percaya diri. Bukankah begitu Yoona?” kata Tae Yeon lirih.
                “Taeng..” kata Yoona simpati.
                “Saat aku tidak sengaja mendengar obrolanmu dengan Tae Min mengenai novel itu, aku kira itu benar-benar pikirannya. Aku kira itulah kata hati Tae Min. Bahkan aku sempat merasa terbang saat ia mengatakan jika ia adalah toko pria itu, dia akan memilih yeoja itu, yeoja yang selalu ada untuknya walaupun mereka terhalang oleh usia, Tae Min bilang jika ia pria itu, ia tidak akan perduli dan memilih yeoja yang lebih tua darinya itu. Aku bahkan sempat menatap diriku terus tersenyum di depan cermin saking bahagianya. Entah, apa yang harus aku lakukan untuk menutupi kekeliruanku. Karena itu hanya cerita di novel, Tae Min tidak akan benar-benar seperti itu di kehidupan nyatanya..” ucap Tae Yeon lirih dan meneteskan air mata.
                “Apa kau berfikir seperti itu Noona?” sahut Tae Min tiba-tiba lalu menampakkan dirinya di jendela. Tae Yeon dan Yoona terkejut dengan kehadiran Tae Min.
                “Neo! Kau tidak sekolah hah?” omel Tae Yeon.
                “Sekolah? Apa Noona sudah lupa, bagaimana aku bisa sekolah jika tidak ada yang melindungiku lagi? Ya! Aku hanya anak kecil yang tidak bisa membela diri. Tapi, aku adalah namja terimut yang pernah Noona temui! Bukankah begitu? Ya! Aku memang pernah berkata seperti itu pada Yoona Noona tentang novel, dan menurutmu apa itu semua hanya bualan?” tanya Tae Min tegas.
                “geumanhae, Tae Min-ah!” Tae Yeon mengalihkan pandangannya dari Tae Min.
                “Apa yang kau suruh hentikan, Noona? Apa Noona sedang memintaku berhenti menutupi perasaanku yang sebenarnya? Noona, kau tahu? Kau pikir hanya kau yang gila dengan semua ini? Perasaan aneh yang tidak karuan! Hanya kau yang galau? Tidak pernahkah kau berfikir aku mengalami hal yang sama setiap kali kau memanggilku dengan manja? Meledekku seolah aku ini anak kecil? Memperhatikanku seolah aku ini dongsaeng paling berharga buatmu? Kau pikir aku bisa menghapus ingatanku tentang Noona terbaik dengan lolipopnya? Noona.. Neo ttaemune michi gesso! Aro?”
                “Tae Min hentikan!!” teriak Tae Yeon frustasi. “a..aro.. Aku tahu. Aku minta maaf.. Maaf membuatmu gila dengan semua ini. Aku..minta..maaf..”  kata Tae Yeon dengan tangisannya yang pecah. Lalu ia segera berlari ke dalam kamar mandi.
                Yoona mengejar Tae Yeon dan memberikan isyarat pada Tae Min untuk pergi dari rumah Tae Yeon. Karena kehadiran Tae Min akan semakin membuat Tae Yeon tidak bisa melupakan Tae Min.
                “Noona.. Joa..Handa...” kata Tae Min lirih sambil meninggalkan rumah Tae Yeon.
*****
Tbc .. Mian kalo FF nya geje, tunggu endingnya ya.. Soalnya belum tahu endingnya mau dibuat seperti apa, apakah duo Tae bersatu atau Tae Min tetap dengan Sul Li, atau mau bagaimana, diharapkan comment dari readers, so author bisa buat ending yang terbaik. Gomawo J

By Ciza U4IA

Kamis, 15 September 2011

"The Call" (U4IA)

It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word
And then that word grew louder and louder
'Til it was a battle cry
I'll come back when you call me
No need to say goodbye

Just because everything's changing
Doesn't mean it's never been this way before
All you can do is try to know who your friends are
As you head off to the war
Pick a star on the dark horizon and follow the light
You'll come back when it's over
No need to say goodbye
You'll come back when it's over
No need to say goodbye

Now we're back to the beginning
It's just a feeling and no one knows yet
But just because they can't feel it too
Doesn't mean that you have to forget
Let your memories grow stronger and stronger
'Til they're before your eyes
You'll come back when they call you
No need to say goodbye
You'll come back when they call you
No need to say goodbye

By Ciza U4IA

SHOCKmate (Fans FAction) To Yang Yo Seob

Genre    : Com+Rom+Sch
Cast            :

~ Park Ji Yeon     as Park Ji Yeon
~ Yang Yo Seob  as Yang Yo Seob
~ Cho Kyu Hyun  as Cho Kyu Hyun
~ Kim Tae Hee     as Kim Yi Seol
~ Lee Ji Eun         as Lee Ji Eun
~ Lee Hyuk Jae   as Lee Eun Hyuk

Part I
Author’s POV :
        “Andwe!!!” Ji Yeon terbangun dari tidur siangnya di kelas. Ia menoleh ke samping kanan, lalu kiri, ke sekelilingnya. Ah! Semua orang di sekelilingnya menatapnya sebal. “Apa?! Lihat apa, huh?!” omelnya pada teman-temannya itu.
        “Dasar aneh!” bisik salah seorang dan terus merambat hingga terdengar ke telinga Ji Yeon dan membuatnya memilih untuk mencari tempat lain.
        “Ne..Ne.. arasho! Aku akan tidur di tempat lain!” kata Ji Yeon sebal sambil berjalan keluar dari kelasnya. Sepanjang kakinya melangkah, ia terus berfikir keras tentang mimipinya.
        “Mimpi apa ini?! Konyol sekali! Bahkan aku tidak mengenal dia..”
        “Ji Yeon-ssi??” panggil seseorang yang menghentikan langkah Ji Yeon.
        Ji Yeon menoleh, memastikan siapa yang baru saja memanggilnya. Suara seorang namja.
        “Uraean manineyo..” kata namja itu sambil tersenyum pada Ji Yeon.
        “Kyu Hyun Oppa!” Ji Yeon terlonjak kaget, air mukanya berubah menjadi girang. Ia langsung berlari dan jika ia tidak ingat ini sekolahan, mungkin Ji Yeon sudah menerjang namja idamannya sejak kecil itu.
        “Omo~ Ji Yeon!” Kyu Hyun langsung mencubit pipi gadis imut satu ini. Ji Yeon hanya bertingkah seperti biasanya, pribadi manja jika sudah berhadapan dengan Kyu Hyun.
        “Oppa! Kenapa kau bias kau ada di sekolahku? Dan kapan kau pulang dari Amerika?” begitu banyak pertanyaan yang ingin Ji Yeon lontarkan kepada Kyu Hyun. Tapi, seakan tersadar bahwa koridor kelas bukanlah tempat yang tepat untuk berbincang, Ji Yeon pun menarik Kyu Hyun ke taman sekolah.
        Begitu sampai di taman sekolah, Ji Yeon dan Kyu Hyun memilih untuk duduk-duduk di bawah pohon. Senang sekali rasanya, jika moment-moment indah mereka 3 tahun lalu terulang kembali. Di saat mereka masih 1 lingkungan sekolah.
        “Oppa.. Kapan kau pulang? Kenapa tidak memberitahu aku?” Ji Yeon merajuk.
        “Hey, bukankah surprise begini lebih keren, huh?” jawab KYu Hyun.
        “Masalahnya bukan itu Oppa! Kalau kau mengabariku, pasti aku akan membuat pesta penyambutan untukmu..” kata Ji Yeon penuh sesal.
        “Sudah, tidak apa-apa.. Begini lebih baik! Haha! Bagaimana ya tadi ekspresi terkejutmu itu?! Terlihat bodoh! Kkkkk~” ledek Kyu Hyun.
        “Aish! Sudah-sudah! Kau ini bisanya meledek aku saja! Apa di Amerika ada mata kuliah meledek orang? Sepertinya kau terlihat semakin pintar meledek orang!” omel Ji Yeon.
        “Ya, tidak ada sih. Hanya saja ada ekstrakurikuler meledek orang. Kkkkk~ Terutama untuk meledek gadis jelek sepertimu..” Kyu Hyun terkekeh.
        “Mwo? Jelek? Ah~ Oppa, apa aku jelek?” Ji Yeon mulai khawatir dengan penampilannya yang mungkin saja memang bertambah jelek di mata Kyu Hyun.
        “Eh? Mungkin… Kkkkk~” Kyu Hyun lagi-lagi tertawa melihat ekspresi Ji Yeon yang semakin bingung.
        “Ah! Baiklah.. Tertawa sepuasmu! Aku akan kembali ke kelas. Tidak usah menemuiku!” Ji Yeon ngambek kepada Kyu Hyun yang masih tertawa kecil.
        Saat Ji Yeon hendak beranjak dari tempat duduknya, <krrooommppyangg> suara kaca pecah, ia terhenti, dan kini Ji Yeon dan Kyu Hyun justru terfokus pada pemandangan aneh dimana Ji Yeon sudah tidak heran, tapi Kyu Hyun menatap peristiwa itu dengan terheran-heran.</krrooommppyangg>
        “Yo Seob? Yang Yo Seob?” Kyu Hyun mendongakkan kepalanya untuk bertanya pada Ji Yeon yang sudah berdiri tapi mematung sambil melihat ke arah Yo Seob.
        “Chebalyo, Sonsaengnim… Aku tidak akan mengulanginya lagi…” teriak Yo Seob sambil terus berlari karena dikejar oleh guru olahraganya yang membawa sapu untuk menghukum Yo Seob. “Aaaaaaa…” Yo Seob terus berlari.
        “Yang Yo Seob! Yak!! Keuman haja!! Awas kalau kau kena ya..” teriak sang guru tak kalah horor untuk memperingati Yo Seob.
        Saat Yo Seob melintas di hadapan Ji Yeon, secepat kilat ia mohon bantuan.
        “Ji Yeon, selamatkan aku…” kata Yo Seob singkat karena terus berlari.
        Kyu Hyun dan Ji Yeon saling bertatapan heran. Kyu Hyun bingung, tapi Ji Yeon harus menyelamatkan Yo Seob dari terkaman guru terkiller dan teraneh di sekolah mereka itu.
        “Sonsaengnim…” panggil Ji Yeon manja lalu berlari ke arah gurunya itu.
        “oh, Ji… Yeon-ah. Wae…geurae?” tanya gurunya sambil terengah-engah.
        “Sonsaengnim, Yo Seob mengambil buku PR ku… Izinkan aku untuk bicara padanya. Aku ingin sekali menghajarnya dengan tanganku, sekalian hukuman darimu biar aku saja yang melakukannya. Boleh ya sonsaengnim…?” kata Ji Yeon dengan begitu manja dan memasang wajah super imut mautnya.
        Guru itupun termakan dengan rayuan wajah Ji Yeon yang begitu imut. Rasanya tidak mampu untuk menolak permintaan siswi berprestasi tapi tukang tidur ini.
        “Ne..baiklah. Uri Yeppeuni boleh menghukumnya. Guru titip padamu ya…” kata guru itu ala banci, terbawa suasana, ingin imut seperti Ji Yeon.
        “Komapsumnida, Sonsaengnim-ah! (^o^)…” kata Ji Yeon.
        “Cheonmaneyo… Guru kembali ke kelas dulu ya…”
        Yo Seob yang melihat dari kejauhan bahwa guru yang mengejarnya sudah pergi, langsung berlari menghampiri Ji Yeon. Merasa penasaran, Kyu Hyun juga berlari ke arah Ji Yeon dimana Ji Yeon habis merayu guru olahraga aneh itu.
        “Omo~! Good Job, girl!! Woohooo!” Yo Seob tertawa girang sambil menepuk pundak Ji Yeon. Dan berhenti tertawa saat melihat sosok yang tak asing baginya. “Hyung?” Yo Seob baru menyadari bahwa orang yang sedang berlari ke arahnya dan Ji Yeon adalah Kyu Hyun.
        “Yedeul, wae geurae?” tanya Kyu Hyun bingung.
        “Hh~ Tanya saja pada striker gila ini…” kata Ji Yeon sambil menatap Yo Seob sebal.
        “Mwoya?! Striker gila apanya?!” elak Yo Seob tak mau kalah.
        “Hey, sudah-sudah. Kalian berdua tidak berubah ya! Selalu saja bertengkar seperti anak kecil…” kata Kyu Hyun.
        “Habis dia selalu saja membuat ulah dan merepotkan aku!” keluh Ji Yeon.
        “Ne… ne… aku selalu merepotkanmu! Begitu saja…” jawab Yo Seob tidak mau kalah.
        “Aish! Kau! Kalau tidak aku bantu, kau pasti sudah habis di tangan Pak Jung, aro?!”
        “Enough! This enough! Yo Seob, Ji Yeon, bell masuk sudah berbunyi… Kembali ke kelas kalian. Sampai jumpa nanti di rumah Yo Seob…”
        “Mwo? Rumahku? Wae?” tanya Yo Seob bingung.

(to be Continue)...

By Ciza U4IA